Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara menghadapi Quarter Life Crisis Dalam Perspektif Islam

Merhaba, Sahabat muslimah pada tanggal 31 agustus telah diselenggarakan acara kajian muslimah bertepatan di Masjid istiqlal yang membahas topik menarik selaras dengan polemik yang ada di masyarakat dan  kajian ini diisi oleh narasumber yang berkompeten di bidangnya yakni Bu Nurmala M.Psi yang membahas mengenai kesehatan mental karena di era sekarang banyak didapati dari berbagai kalangan yang mempunyai Mental illness pada era Quarter life crisis (berkisar usia 18-30 tahun)

Terutama gen z dengan maraknya gangguan mental seperti cemas, depresi, anxiety, overthinking,bingung yang membuat seseorang mengkhawatirkan masa depannya karena tidak adanya kepastian tujuan hidup dan seringkali mereka mempertanyakan untuk apa perjalanan hidup ini disanalah seseorang berada di fase quarter life crisis ,  Maka bagaimana pandangan islam dalam memberikan solusi atas permasalahan tersebut?

 

Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan maka penting sekali untuk kita agar mengidentifikasi  terlebih dahulu faktor penyebabnya sehingga kita mudah menanggulangi persoalan tersebut , berikut penjelasannya 

  1. Tekanan sosial

Tekanan sosial ini seringkali ditemukan di sekitaran kita baik di real life (ruang lingkup keluarga) ataupun di sosmed hanya untuk memenuhi tuntutan yang sesuai dengan ekspektasi mereka dalam hal selalu melihat orang lain mencapai kesuksesannya lebih cepat dibandingkan kita baik dalam karir, pernikahan, mendapatkan gelar dsb. dan tak jarang mereka acap kali membanding bandingkan padahal pencapaian orang pun berbeda-beda karena semua orang memiliki jalannya dan timelinenya masing-masing maka kuncinya untuk menghindari tekanan tersebut kita perlu untuk (membatasi bermain social) lebih baik kita fokus untuk meningkatkan diri dan selangkah lebih baik dari sebelumnya dan jangan terlalu mendengarkan penilaian orang terima kritik dan saran ambil baiknya saja dan buang buruknya 

  1. Perubahan hidup yang signifikan

Biasanya karena perubahan dari masa transisi dari remaja menuju dewasa jadi kaget karena berbeda dari masa sebelumnya solusinya ialah harus beradaptasi dan menyesuaikan dengan lingkungan akan tetapi perlu diperhatikan norma dan hukumnya sehingga tidak melenceng dari peraturan serta jaga diri ini dari melakukan perbuatan maksiat lebih baik kita senantiasa taat dalam menjalankan syariat

  1. Krisis identitas

Di masa ini pula terjadi krisis pengenalan jati diri sering mendapatkan pertanyaan dari orang sekitar mengenai identitas ini seperti apakah sudah bekerja ,kuliah / nikah maka kita bisa menjawab sesuai dengan value yang kita punya dan kesibukan yang sedang kita jalani dengannya carilah komunitas, organisasi ,dan bidang apapun yang ingin ditekuni untuk meningkatkan skill dan mengasah keterampilan untuk meniti karir di masa yang akan datang

  1. Ketidakpastian karir

Merasa karir tidak menjanjikan dan gaji yang diberikan tidak sesuai harapan maka dari itu kita perlu mensyukuri terlebih dahulu karena sudah memiliki pekerjaan disaat yang lain masih pengangguran caranya bisa mencari tambahan penghasilan dengan menjadi seorang freelance atau merintis usaha kecil kecilan tak lupa juga healing dan  cobalah sesekali melihat yang dibawah kita agar kita  senantiasa bersyukur mengingat karuniaNya agar kita tidak sering mengeluh melainkan merasa cukup atas pemberianNYA

  1. Persepsi keberhasilan yang materialistis

Saat ini banyak orang beranggapan bahwa kesuksesan itu perkara materialistis seperti kekayaan ,bermegah megahan, dsb. Karena di era kekinian kita banyak digempur dengan tontonan yang bertemakan flexing hartanya padahal sukses bukan perkara demikian akan tetapi sukses itu  mampu menjalani kehidupan lebih baik dari sebelumnya yang senantiasa meningkatkan produktifitas tak lupa pula untuk mengejar kesuksesan hidup di akhirat kelak dengan memiliki bekal kebaikan sebanyak banyaknya dan menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama bahkan terhadap nusa & bangsa

  1. Persepsi bahwa masalah adalah beban

maka kita harus merubah persepsi tersebut bahwa masalah itu bukanlah beban melainkan kesempatan  justru dari masalah kita dapat berkembang dan mampu mencari solusi atas permasalahan tersebut juga dapat mengambil hikmahnya dari setiap Ujian yang diberikan, jalani dan nikmati setiap ujiannya semua akan baik” saja

Sebagaimana perkataan Ali bin abi thalib “ Yakinlah akan ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kau jalani dan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit”














Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara menanggulangi Quarter Life crisis yakni dengan sebagai berikut

 

       Self Reflection

Luangkan waktu untuk merenungkan tujuan hidup,nilai pribadi juga minat bakat dan kemampuan berinovasi setiap harinya dengan melakukan hal yang berbeda juga tingkatkan kreativitas

       Tetapkan tujuan yang realistis

Fokus pada tujuan jangka pendek yang dapat dicapai dan tak lupa tujuan untuk menggapai kesuksesan bukan hanya di dunia tapi diakhirat juga

       Membangun dukungan sosial

Jalin hubungan dengan orang yang memahami dan mendukung

       Pola hidup sehat

Jaga keseimbangan antara pekerjaan,ibadah,kegiatan sosial dan memakan yang bergizi tak lupa pula istirahat yang cukup

       Cari bantuan profesional

Jika QLC menyebabkan kecemasan / depresi yang signifikan pertimbangkan untuk berbicara kepada seorang profesional

 

Adapun QLC bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan karena semua orang pun pasti pernah mengalami hal tersebut bahkan seorang psikologi  sekalipun karena QLC merupakan hal yang normal seseorang yang memiliki QLC biasanya, ditandai dengan rasa resah, cemas, khawatir, putus asa, hilang arah, ragu, dsb


maka yang terpenting kita mampu mengatasi permasalahan tersebut dengan bersyukur,berharap atas ridha allah terhadap perilaku kita ,positive thinking terhadap hal apapun , memiliki karakter yang mindfulness ,self compassion, growth mindset , mengambil setiap hikmah dari setiap ujian yang kita jalani dan nantinya dapat berdampak pada kehidupan sehingga menjadikan diri ini dapat meromantisasi setiap momen kehidupan

 

Kita juga dapat memetik Dampak positif dari QLC yaitu

1.Pemahaman Diri yang lebih baik

2.Lebih yakin terhadap keputusan yang diambil

 

Makin tambah usia kita akan belajar bahwa tidak semua hal yang inginkan bisa sejalan dengan kenyataan pada akhirnya kita harus belajar sabar dan berdamai dengan keadaan.

Tidak ada hidup yang tanpa masalah tak ada perjuangan tanpa rasa lelah tetap semangat hingga bismillah jadi alhamdulillah

 

Demikian artikel ini semoga dapat diterapkan ya sukses selalu

Semoga kita dapat mengamalkan ilmu yang diberikan & diterapkan dalam kehidupan, jadi bukan sekedar hanya mendengarkan kajian lalu disimpan sebagai kenangan atau hanya sekedar mengikuti trend kekinian akan tetapi menjadikan iman kita lebih kuat dalam menghadapi problematika di masa depan .

 

Penulis : Khairun Nisa

Penyunting : Raviyan

Foto : Syafiq  

Editor : Tim redaksi Asosiasi Remaja masjid Istiqlal 

 

  

Posting Komentar untuk "Cara menghadapi Quarter Life Crisis Dalam Perspektif Islam"