Alasan Perlunya Kita Menghidupkan Malam Lailatul-Qadr
Photo by Freepik.com |
Jakarta-Lailatul-Qadr
menjadi malam teristimewa di bulan Ramadan. Malam bagi mereka yang beriman atas
kesabaran dalam beribadahnya. Malam yang menjadi istimewa, karena lebih baik
dari 1000 bulan, dan malam dimana diturunkannya Al-Quran (atau disebut malam
Nuzulul-Quran).
Pengertian
Lailatul-Qadr dalam bahasa Arab yaitu berasal dari kata Lailatun, yang berarti
malam istimewa atau malam yang mempunyai keistimewaan. Sedangkan Al-Qadr
artinya mulia.
Lailatul-Qadr
berarti malam istimewa yang penuh dengan kemuliaan. Dalam bahasa Inggris,
Lailatul-Qadr disebut dengan Night of Decree, Night of Power, Night of Value,
atau Night of Destiny.
Kemuliaan
Malam Lailatul-Qadr
Nilai
pada malam Lailatul Qadr menjadi tinggi sekali, lebih utama dari 1000 bulan.
1000 bulan berarti lebih dari 80 tahun, setinggi-tingginya usia biasa yang
dapat dicapai oleh manusia.
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala tidak hanya menyebutkan malam ini dalam satu ayat,
melainkan dalam satu surat, yaitu Qs. Al-Qadr.
1. Malam
penentuan
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya
: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam
qadar." (QS. Al-Qadr: Ayat 1)
Malam
penentuan karena pada waktu itulah mulai ditentukan khittah atau langkah, yang
akan ditempuh Rasul-Nya didalam memberi petunjuk bagi ummat manusia.
Malam
dimulainya menentukan garis pemisah, antara kufur dengan iman, jahiliyah dengan
Islam, syirik dengan tauhid, agar tidak berkacau-balau lagi.
2. Malam
penuh kemuliaan
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَاۤ اَدْرٰٮكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۗ (2) لَيْلَةُ
الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ ۗ (3) تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ
فِيْهَا بِاِ ذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ ۛ (4)
Artinya
: "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu
lebih baik daripada seribu bulan (3) Pada malam itu turun para malaikat dan Roh
(Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan (4)" (Qs.
Al-Qadar : 2-4)
Mulai
pada malam Lailatul Qadr itulah, kemuliaan tertinggi dianugerahkan kepada
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, karena beliau mendapat wahyu pertama
dari Allah SWT di Gua Hira.
Menjadi
malam penuh dengan kemuliaan, karena diturunkannya Al-Quran (malam
Nuzulul-Qur'an).
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan Al-Quran dari Lauh Mahfudz ke langit terbawah,
dan disampaikan melalui Malaikat Jibril secara bertahap kepada Rasulullah SAW.
3. Malam
yang Sejahtera
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya
: "Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: Ayat
5)
Malam
sejahtera, malam damai dalam jiwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Hal
itu terjadi karena pada malam itulah terjawab segala pertanyaan dalam hati
beliau, terbuka segala rahasia yang sulit diselesaikannya selama ini.
Itulah
malam damai, malam salam, sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar hari
esoknya.
4. Malam
ketetapan
Malam
Lailatul-Qadr menjadi malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Pada
malam itu, dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah (Qs. Ad-Dukhan : 3-6).
Mendapat
Malam Lailatul-Qadr : Cara dan Tanda-Tandanya
Malam
Lailatul-Qadr terdapat di 10 hari terakhir, di bulan Ramadan. Dari Hadist
Riwayat Bukhari dan Muslim, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, carilah malam Lailatul-Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir
di bulan Ramadan.
Dari
'Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma, yang artinya, "Adalah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan),
beliau menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya," (Hadits
Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).
In Syaa
Allah terjadi pada salah satu malam ganjil yakni malam ke-21, 23, 25, 27, atau
29 di Bulan Ramadan.
Tanda-tanda
malam Lailatul-Qadr ada pada Hadist Riwayat Muslim, bahwasanya Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya,
matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram)."
Disaat
Lailatul-Qadr, bukan hanya satu atau dua malaikat yang turun, namun hampir
memenuhi seluruh isi bumi.
Menurut
para Ahli Tafsir (termasuk Tafsir Ibnu Katsir), sampai seakan-akan bumi terasa
senyap karena malaikat, angin berhembus sangat pelan, tenang, hampir tak
bersuara, hati kita tentram dan damai.
Cara
tercepat untuk mendapat Lailatul-Qadr adalah memaksimalkan ibadah di malam bulan Ramadhan, sehingga ketika kita sudah
maksimal menghidupkan malam-malam di Bulan Ramadhan, In syaa Allah kita akan
mendapatkan Lailatul-Qadr (Ust. Adi Hidayat).
Menghidupkan
Malam Lailatul-Qadr
Kita
harus memperkuat ibadah di bulan Ramadan agar mendapat malam
Lailatul-Qadr.
Memperkuat
ibadah dimaksudkan untuk memperingati dan memuliakan malam pertama kalinya
Al-Qur'an diturunkan.
Lailatul-Qadr
yang kita peringati, dan memperbanyak ibadah pada tiap malam hari Bulan Ramadan
itu, ialah untuk memperteguh ingatan kita kepada turunnya Al-Quran.
Sudah
jelas bahwa pada malam itu pasti terjadi di dalam bulan Ramadan.
Rasulullah
SAW bersabda, "Sesiapa yang menghidupkan malam Lailatul-Qadr karena
beriman serta mencari pahala yang dijanjikan, akan mendapat ampunan daripada
dosa-dosa yang telah lalu." (HR. Bukhari, no. 1901).
Kita
hidupkan malam itu dengan memperbanyak syukur kepada Allah, karena bertepatan
dengan malam itulah, Al-Quran mulai diturunkan Allah.
Memperbanyak
syukur dengan qiyamul-lail (sholat malam), membaca Al-Quran, berdzikir, dan
memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Disunnahkan
untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah
Aisyah Radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa
pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus
aku ucapkan ?”
Beliau
menjawab, “Ucapkanlah :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّي
“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai
orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi 3760, Ibnu Majah
3850 dari Aisyah, sanadnya Shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi
Ramadhan hal. 55-57 karya Ibnu Rajab Al-Hambali).
Semoga
kita mendapat malam teristimewa di bulan Ramadan ini ya, mendapat Lailatul-Qadr
Sumber :
Tafsir Al-Azhar (Buya Hamka), Kajian Ust. Adi Hidayat tentang Lailatul-Qadr
Penulis
: Aslima Sadillah
Penyunting
: Tim Redaksi Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal Jakarta
mantab admin..
BalasHapus