Surat Al Kahfi Begitu Istimewa, Mengapa?
Terhitung, sering kita dengar hadist anjuran untuk
membaca juga menghafalkan surat Al kahfi, begitu istimewanya surat ini,
mengapa?
Terdapat hadist yang menerangkan apabila membaca
surat Al kahfi akan disinari cahaya diantara dua jumat.
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ
أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barang siapa yang membaca surat Al kahfi pada hari
Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.”
(HR. Hakim 6169,
Baihaqi 635, dan dishahihkan al-Albani dalam
Shahihul Jami’, no. 6470)
Bahkan, setiap orang yang menghafal surat Al kahfi,
akan dilindungi dari fitnah Dajjal. Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ
عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
"Siapa yang menghafal 10 ayat pertama surat Al kahfi maka dia akan dilindungi dari fitnah Dajjal."
(HR. Muslim 1919, Abu
Daud 4325, dan yang lainnya)
Isi surat Al kahfi terdapat 4 kisah yang mengandung
faedah tentang sikap yang tepat dalam menghadapi berbagai macam ujian.
Kisah pertama, terdapat kisah Ashabul Kahfi yang
lari meninggalkan kampung halamannya menuju gua dalam rangka menjaga imannya.
Dahulu terdapat tujuh pemuda yang sangat taat kepada Allah dan ingin berlindung
dari raja yang sangat kejam saat itu. Kemudian mereka berdoa "ya Tuhan kami,
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang
lurus bagi kami dalam urusan kami." Setelah dari mereka berdoa, Allah
membuat mereka tidur selama 309 tahun lamanya yang saat mereka bangun,
masyarakat sudah beriman kepada Allah.
Dari kisah ini kita belajar, bahwasannya setiap orang harus menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah, dalam setiap masa sulit haruslah kita meminta pertolongan hanya kepada-Nya sebab barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Dari kisah ini kita belajar, bahwasannya setiap orang harus menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah, dalam setiap masa sulit haruslah kita meminta pertolongan hanya kepada-Nya sebab barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Kedua, kisah Shohibul Jannatain, pemilik kebun yang
diberikan kekayaan besar oleh Allah namun sombong dan ingkar kepada Tuhannya. Ia
berjalan dengan angkuh saat memasuki kebunnya, "aku kira kebun ini tidak
akan binasa selama-lamanya," kata pemilik kebun yang angkuh. Kemudian
kawannya yang beriman mengingatkannya bahwa Allah yang telah memberikanmu
nikmat dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Dari kisah ini, Allah mengajarkan agar manusia tidak
silau dengan harta yang membuatnya lebih memilih dunia dan meninggalkan
agamanya. Bahwasannya semua hal yang terjadi merupakan kehendak Allah, semua
yang Allah beri pasti akan dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Allah
berfirman dalam surat Al kahfi ayat 46 "harta dan anak-anak adalah
perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih
baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."
Ketiga, kisah Nabi Musa yang mencari ilmu kepada
Nabi Khidir, suatu ketika Nabi Musa ditanya oleh kaumnya (bani israil),
"Siapakah orang yg paling pandai itu?" Kemudian nabi Musa menjawab,
"aku". Dari ucapan itu, Allah ternyata tidak menyetujuinya
(mencelanya) sebab Nabi Musa tidak mengembalikan pengetahuan suatu ilmu kepada
Allah.
Kemudian
Allah mewahyukan kepada Musa, "Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yg
berada di pertemuan antara laut Persia & Romawi, hamba-Ku itu lebih pandai
daripada kamu!" Dari wahyu itu, kemudian Nabi Musa mencari hamba Allah
yang dimaksud itu.
Ternyata ia bernama Nabi Khidir. Saat bertemu dengan
Nabi Khidir, Nabi Musa mengatakan "bolehkah aku mengikutimu agar engkau
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar yang telah diajarkan kepadamu untuk
menjadi petunjuk?" Kemudian Nabi Khidir menjawab "sungguh engkau
tidak akan sanggup sabar bersamaku." Namun Nabi Musa tetap ingin belajar
dan yakin bahwa ia bisa sabar.
Nabi Khidir
memperingatkan Nabi Musa untuk tidak bertanya sampai ia sendiri yang
menerangkannya. Setelah itu perjalanan dimulai, ketika mereka menaiki perahu,
Nabi Khidir melubangi perahu itu, kemudian Nabi Musa bertanya "mengapa engkau melakukannya?" Kemudian saat sampai daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak
muda dan Nabi Musa kembali bertanya "mengapa engkau melakukannya?" Sampai
pada Nabi Khidir membetulkan dinding sebuah rumah dan Nabi Musa kembali
mengatakan "jika engkau mau, kau bisa meminta imbalan untuk itu (membangun
dinding yang hampir runtuh), selama perjalanan Nabi Musa bertanya berulang
kali, padahal di awal perjalanan Nabi Khidir mengatakat untuk tidak bertanya
sebelum ia sendiri yang menerangkannya, namun ternyata Nabi Musa tidak cukup
sabar.
Akhirnya Nabi Khidir mengatakan "inilah perpisahan
antara aku denganmu," kemudian Nabi Khidir menerangkan bahwasannya alasan
melubangi perahu karena ia tau di lautan akan ada raja yang merampas setiap
perahu. Setelahnya pemuda yang dibunuh merupakan pemuda yang
kafir dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orangtuanya untuk
mempercayai apa yang anak tersebut percayai sehingga keluarganya ada dalam
kesesatan dan kekafiran.
Kemudian kami berdoa kepada Tuhan semoga Ia akan mengganti anak itu dengan anak yang lebih baik kesuciannya daripada anak itu dan lebih sayang kepada ibu bapaknya. Setelahnya dinding rumah yang dibangun kembali adalah milik dari dua anak yatim di kota tersebut dan ayahnya adalah orang yang soleh, ia menyimpan harta untuk anaknya sampai kedua anak itu tumbuh dewasa.
Kemudian kami berdoa kepada Tuhan semoga Ia akan mengganti anak itu dengan anak yang lebih baik kesuciannya daripada anak itu dan lebih sayang kepada ibu bapaknya. Setelahnya dinding rumah yang dibangun kembali adalah milik dari dua anak yatim di kota tersebut dan ayahnya adalah orang yang soleh, ia menyimpan harta untuk anaknya sampai kedua anak itu tumbuh dewasa.
Nabi Khidir menambahkan, bahwasannya apa yang ia
perbuat bukan menurut kemauan ia sendiri, itulah keterangan perbuatan yang enngkau
tidak sabar terhadapnya.
Dari kisah mereka kita belajar, bahwa setiap ilmu
yang Allah mudahkan kita untuk mengerti merupakan rahmat yang Allah berikan
pada kita sehingga tidak pantas bagi kita untuk menyombongkan diri, dan belajar
pada orang yang paham adalah keharusan agar kita tidak tersesat dan tidak salah
dalam melangkah. Menjadi tawadhu adalah keharusan bagi setiap manusia.
Keempat, kisah Dzulqarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
Suatu ketika, Dzulqarnain sampai diantara dua gunung, dia dapati disana kaum
yang tidak mengerti bahasa orang lain namun Allah beri rahmat kepada
Dzulqarnain untuk membuat kaum tersebut mengerti bahasa yang disampaikan
Dzulqarnain.
Mereka mengadu bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj
merupakan mahluk yang berbuat kerusakan di bumi kemudian mereka meminta tolong
kepada Dzulqarnain agar dibuatkan pembatas antara kaum mereka dengan Ya'juj dan
Ma'juj. Dzulqarnain menyetujuinya tanpa meminta imbalan apapun, ia hanya
meminta kaum tersebut membantunya dalam membangun pembatas sehingga Ya'juj dan
Ma'juj tidak dapat melewatinya atau melubanginya.
Dzulqarnain menyadari bahwa kemudahan yang ia dan
kaum tersebut lalui dalam membangun pembatas merupakan rahmat Allah dan apabila
janji-Nya sudah datang Dia akan meluluhlantahkannya, dan janji Allah adalah
benar.
Dari sosok Dzulqarnain kita dapat belajar untuk
menjadi seorang mukmin yang bertauhid, penyayang, dan tidak menyimpang dari
jalan keadilan. Sosoknya sangat istimewa dan sangat rendah hati.
Kemudian dari keempat kisah tersebut yang
masing-masing dari kisahnya memiliki pelajaran, Allah juga memberitahu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya adalah orang yang melakukan
perbuatan yang sia-sia di dunia namun merasa bahwa ia telah melakukan perbuatan
yang baik. Mereka adalah orang yang telah mengingkari ayat-ayat Allah dan tidak
mempercayai hari pertemuan dengan-Nya. Kepada orang yang beriman, Allah sudah mempersiapkan
surga Firdaus sebagai tempat tinggalnya nanti.
Begitulah ilmu yang sangat luas yang telah Allah
paparkan dalam alquran sebagai pedoman bagi setiap manusia. Hendaklah kita
mengambil kebaikan dari kisah yang telah Allah jelaskan di surat al kahfi. Teman-teman ingat selalu untuk membaca dan menghafalkan surat Al-kahfi ya, semoga Allah mudahkan kita untuk mendapatkan syafaat-Nya di hari akhir nanti.
Posting Komentar untuk "Surat Al Kahfi Begitu Istimewa, Mengapa?"